Langsung ke konten utama

Destination: Mamuju, Sulbar...



Mamuju. Surat tugas pertama sebagai auditor kembali mengantarkan ke mamuju. Kembali, yup bener, tahun 2012 lalu adalah juga surat tugas pertama yg megantarkan ke mamuju. Yg membedakan adalah status saat itu cpns, single, tugas berdua dan hanya 3 hari. Sedangkan perjalanan kali ini adalah kami ber8, sudah ada istri dan anak 1 yg lagi lucu2nya dan 'cuma' 2x10 hari.

rute penerbangan ke mamuju adalah, jakarta-makasar-mamuju. bersyukurlah kali ini maskapai plat merah sudah melayani rute makasar-mamuju. That’s mean 'gff' bisa diperhitungkan, bisa ngumpupin miles/frequency, hehehe... (di dalam bombardier bersama anggota tim yang lain)

Penerbangan Makassar-Mamuju, kira-kira 45 menit, bergantung pesawat yang digunakan, jenis ATR atau Bombardier. Jarak bandara Tampa Padang-mamuju ke kota Mamuju adalah 27 km. Tiba di bandara pada siang hari, kami langsung menuju hotel. Pilihan hotel di mamuju cukup terbatas, tidak ada jaringan hotel nasional di ibukota provinsi Sulbar ini. yg paling bagus adalah d'maleo dengan view laut Sulbar, yg lain adalah sekelas di bawah bintang 3 atau melati. Mungkin penyebab mamuju ini tidak banyak pilihan hotel karena kota ini bukan destinasi wisata atau bisnis. Bahkan jaringan minimarket yg menjamur pun tak ada di mamuju, suatu keuntungan bagi warung rumahan.

Kami pun sempat menjelajah ke wilayah Selatan  Sulbar, Majene dan Polewali Mandar (polman), perjalanan sepanjang majene menuju polman itu kita disuguhkan pemandangan pantai yang indah



Dalam perjalanan ke majene-polman kita juga menyempatkan makan ikan tuing-tuing yang terkenal sebagai logo indosiar itu. (nyomot dari : fauna-of-indonesia.blogspot.com)


Memasuki wilayah majene dan polman, nampaklah bawa wilayah itu terlihat lebih ‘hidup’, mungkin karena dekat dengan Sulawesi Selatan. Kami tidak menjelajah cukup lama di Majene dan Polman.

Kembali ke Mamuju, meskipun kota ini bukan tujuan wisata namun ada beberapa spot menarik yang sayang untuk dilewatkan. Pertama adalah pulau karampuang, di pulau ini konon pantainya bersih dan ada kolam yang terdiri dari 3 sumur dengan rasa yang berbeda, asin-tawar-payau. Untuk menyeberang ke pulau karampuang, bisa menyewa perahu dari pelabuhan dekat hotel d’maleo. Kenapa saya bilang konon tadi, karena kita belum sempat ke pulau karampuang, hanya sampai pelabuhan aja… :D




Ada juga rumah adat Sulbar yang tampak menarik terlihat di pinggir jalan utama trans suawesi di mamuju.

Satu spot lagi adalah bukit mamuju, tempat tulisan mamuju nangkring. Ternyata di atas bukit itu adalah rumah dinas bupati mamuju. Dan dari atas bukit ini terhamparlah pemandangan indah kota mamuju dengan pulau karampuang seperti terapung di tengah teluk mamuju.



Cuma beberapa spot itu yang ‘terlihat’ oleh kami, padahal masih ada beberapa tempat lagi yg menarik, mungkin lain waktu yaaa.

Saatnya pulang, berarti harus hunting oleh-oleh, dan sulit juga ternyata, jalan ke pasar yang ada malah batu akik… 😜 …ya udah nyari oleh-olehnya mampir di somba opu aja di makasar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reviu Hotel NuVe Singapura

Penginapan di Singapura Sebagai negara dan kota tujuan wisata pasti banyak pilihan penginapan di Singapura. Penginapan dari kelas hotel bintang, apartement yang disulap jadi kamar hotel, budget hotel sampai penginapan backpacker. Setiap penginapan menawarkan keunikannya masing-masing: Hotel berbintang, biasanya menawarkan kelengkapan layanan dan fasilitas berupa kamar yang cukup luas, sarapan, kolam renang, lokasi di daerah wisata atau di pusat kota dan fasilitas lainnya cocok untuk yang berbudget longgar. Apartement menawarkan kenyamanan seperti di rumah, lengkap dengan dapur, kamar dan tempat tidur yang lebih dari satu, cocok buat keluarga atau pergi dengan teman namun masih menginginkan privasi dan kenyamanan.  Budget hotel tentu menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan kualitas kamar yang mendekati hotel berbintang dan biasanya tanpa fasilitas sarapan.   Backpacker hostel memberikan pengalaman seru bagi pelancong yang bepergian dengan budget sangat m...

jakartaku-betawiku

Cikal bakal sejarah orang Betawi dikaitkan Ridwan dengan tokoh bernama Aki Tirem yang hidup di daerah kampung Warakas (Jakarta Utara) pada abad 2. Aki Tirem hidup dari membuat priuk dan saban-saban bajak laut menyatroni tempatnya untuk merampok priuk. Lantaran keteteran sendiri melawan bajak laut maka diputuskan untuk mencari perlindungan dari sebuah kerajaan. Saat itulah Dewawarman seorang berilmu dari India yang menjadi menantunya dimintanya mendirikan kerajaan dan raja.  Pada tahun 130 berdirilah kerajaan pertama di Jawa yang namanya Salakanagara. Salakanagara nagara menurut Ridwan berasal ari bahasa Kawi salaka yang artinya perak. Secara etimologis kemudian Salakanagara itu dikaitkan Ridwan dengan laporan ahli geografi Yunani bernama Claudius Ptolomeus pada tahun 160 dalam buku Geografia yang menyebut bandar di daerah Iabadiou (Jawa) bernama Argyre yang artinya perak. Dikaitkan pula dengan laporan dari Cina zaman Dinasti Han yang pada tahun 132 mengabarkan tentang kedatan...